Aku, Hujan, Dan Kenangan Kita

Ibu meneriaki aku dan menyuruhku segera pulang saat itu juga. Padahal tidak biasanya Ibu mengganggu waktu bermainku dengan tetangga sebelah.

“Apaan sih?” Kataku kesal.

“Pulang dulu, ada temen sekolahmu kumpul banyak banget, nyariin kamu!”

“Yang bener bu?”

Bergegas aku pulang ke rumah, dan benar saja di halaman rumahku ada teman sekolahku, dan semuanya adalah teman perempuan di kelasku. Betapa canggung tak terkira kala itu.

“Eh, ada apa tumben rame-rame pada main?” Tanyaku malu.

“Cyeee, ndak usah malu gitu Don, kita cuma nyasar kok, ga niat main ke rumahmu, eh…” sahut salah satu dari mereka yang bernama Nurmiasih.

“Eh, iya Don, maaf tadi kita abis latihan tari buat pentas seni besok, eh… Tita yang punya ide iseng pengen nyariin rumah kamu tuh!” Timpal Rina.

Tita kini yang tersipu malu, “Apaan sih kalian…”

“Ehh… ya udah ayo main, masuk sini”

“Emm Don, eh ndak usah Don, udah sore, kayaknya mau hujan juga” Tita bereaksi.

“Oh gitu?”

“Iya, sebenernya kita cuma nyasar dan ndak tahu jalan pulang, keluar dari kompleks sini, kita cuma mau minta petunjuk sama kamu, ndak keberatan toh nunjukin jalannya?” Tita beralasan.

“Oh, sebentar ya, aku keluarin sepedaku dulu”

#
Pemandangan bak Raja yang di selingi dayang-dayangnya nampak ketika kutunjukan jalan keluar dari kompleks. Bagaimana tidak? Aku lelaki seorang diri, dibuntuti beberapa perempuan, mengayuh sepeda beriringan.

Sialnya, ditengah perjalanan hujan turun dengan derasnya, kami basah kuyup diterpa air hujan.

“Waduh, hujan nih, harusnya tadi mampir main dulu di rumahku!” Kataku.

“Ndak apa-apa Don, ujannya palingan juga sebentar, kita lanjut pulang saja, iya kan temen-temen?” Tita bereaksi mencari persetujuan yang lain.

“IYAAAA!”

“Ya udah kalau gitu, aku cuma bisa nganter sampai batas gapura depan sana ya, nanti kalian ambil kiri, itu udah jalur selatan arah rumah kalian ke situ kan?”

“Iya, makasih banyak Don.”

#

“Itulah cerita masa lalu Papa sebelum deket sama Mama kamu Zas,” Kataku mengakhiri cerita,

“Terus, masa-masa PDKT nya gimana Pa?” Tanya Zas, anakku yang selalu antusias mendengarkan cerita masa laluku dengan ibunya.

“Besok lagi aja ya, sekarang Zas tidur, udah malem. Besok masuk pagi kan? Jangan lupa, berdoa sebelum tidur, berdoa juga buat Mama Tita yang udah di syurga,” Kataku sebijak mungkin.

Malam Tita sayang, hari ini adalah awal musim penghujan, entah sudah berapa musim hujan yang kulewati tanpamu sayang. Tapi aku akan selalu menyayangimu, dan ijinkan aku mengenang masa lalu kita, bercerita di kala hujan menyapa.

6 Komentar

  1. sulunglahitani berkata:

    aa, udah lama ga baca tulisannya junior!

    1. junioranger berkata:

      Hihi, dan masih stagnan FF nya spti sinopsis cerpen ya?-_-

  2. eksak berkata:

    Sweet! Udah gitu ajah! Hehe..

    1. junioranger berkata:

      Mekasih 🙂

  3. Zulfa berkata:

    ooh :’)
    akhirnya ga ketebak, bagus!

    1. junioranger berkata:

      Makasih:)

Tinggalkan Balasan ke sulunglahitani Batalkan balasan