Lewat tengah malam ketiga Ayah belum juga pulang. Aku khawatir Ayah tak akan pernah pulang lagi. Selamanya.
Aku bertanya pada pintu depan, “Ayah mengetokmu?”
“Tidak.” jawabnya
Pada ilalang di halaman, “Apakah kaki Ayah menginjakmu tiga hari terakhir?” ilalang bergoyang, “Tidak.”
Pada embun, pada rembulan, pada matahari adakah ia melihat ayahku. Embun diam, malas menjawabi tanyaku yang selalu sama setiap hari. Rembulan dan matahari kompak menyembunyikannya dariku.
“Itu rahasia Tuhan, Cuk!” kata mereka.
Lewat tengah malam berikutnya. Aku masih duduk tafakur di ruang depan. Mengobrol dengan meja dan kursi. Mereka yang setia mendengar keluh kesahku.
“Sabar Cuk! Berdoa, semoga ayahmu cepat pulang,” kata meja.
“Iya berdoa sama Tuhan, percaya Tuhan kan?” sambung kursi.
“Entahlah, ayahku tak pernah mengajarkanku cara beribadah. Siapa tuhan?”
Tuhan bisa dibeli pake uang Cuk. Jika kita punya banyak uang, orang-orang akan bertuhan pada kita! Petuah Ayah menggema di otakku.
Penting baginya adalah bekerja agar dapat banyak uang. Berangkat lewat tengah malam, pulang pagi, ayahku selalu pulang memanggul berkarung-karung uang.
Aku larut dalam lamunan. Waktu berputar, memainkan kejadian malam sebelum Ayah pergi.
Satu jam, dua jam, tiga jam berlalu, belum ada tanda kepulangan Ayah. Rasa kantuk dahsyat menyambar mataku tiba-tiba, efek lupa tidur siang. Hanya ditemani nyala api lilin aku paksakan menunggu Ayah. Hingga tubuhku goyah dan terkena panas nyala api lilin.
“Lilin sialan! Mau bakar aku ya?”
“Ti-tidak, sungguh!”
“Panas bangsat!”
Lilin terisak hingga air matanya memadamkan nyala api.
Aku gusar. Teringat pesan Ayah sebelum bekerja, “Jaga lilin ini agar tetap menyala, Cuk!”
—
Untuk project terselubung #TIMRIGA
Baca juga
Punya Mbak Orin
Lhadalaahh … makanyaa jangan lupa bobok siang, biar gak ketiduran waktu jagain lilin 😛 😀
Hahaha. Iyo mom. Siang malam aku kerja sih. :))
Ahahahahahahaha..
Ternyata bapanya ngepet. .
mantap, Jun
Makasih ajen cantik :))
Kan… kan… jaga lilin aja nggak bisa. Gimana jaga perasaan anak gadis orang.
Kamu jahat!! *mulai deramah*
Woyyy dita! :)))
Tuh kannn… Kamu siiihhh… Makanya bapak nggak pulang.
😀
Hahaha. Lilinnya ngambek 😉
Jangan marahi lilinnya Jun, jadi nangis kan 😀
Lilinnya nakal sih 😉
pake lilin biasa seh, coba pake lilin super, nyalanya bertahan hingga tiga hari tiga malam 😀
Hahaha. Ada yang lebih bagus dr lilin ini? Yang mahal banyak…
Tega ih bikin lilin nangis #eeaaa
Lilin lilin putih… *nyanyik dangdut
OOT. kenapa sih kalo ‘ngepet’ harus pakai lilin? nggak bisa gitu lampu minyak? atau lampu halogen sekalian? 😀
Makasih sudah berinovasi 😉
Rancu ini… cuk itu pisuhan khas surabaya apa cucuk sih? 😀
Pucuk harum *loh?*